ketika malam paska
mataku selalu basah
tidak tahu kenapa
cahaya lilin lilin kecil
remang-remang menerangi
suasana hati tak keruan
mendapati diri berantakan
nada-nada purba itu
mengingatkanku pada
ketaatan utuh kepada yang satu
kecintaan yang tak terbantah
keniscayaan yang hadir
sesuatu yang intens
tak tertundukkan;
yang meniadakan gusar
mengatasi benci
melampaui kematian
dan di remang lilin
mata basah ini
melihat cahaya dunia
bersinar tajam menusuk-nusuk
kedirian yang beku
dan diantara nada-nada purba itu
mata basah ini
semakin basah
memahami betapa jarak terbentang
tak terkira
tak terengkuh
Sunday, April 12, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
What d'you think?

No comments:
Post a Comment